Feeds:
Posts
Comments

Archive for November 6th, 2012

Rencana awal untuk berangkat jam 06.00 menuju Tanjung Bira langsung pudar tatkala jadwal penjembutan temen – temen yang menginap dan tersebar di beberapa Hotel di Makassar baru dimulai jam 06.30.

Persiapan, pengecekan dan perlengkapan selesai jam 08.00 dan segeralah dimulai perjalanan menuju Tanjung Bira. Dengan konvoi 4 mobil, menjadikan perjalanan lebih semarak dan meriah. Akan tetapi disisi lain menjadikan kecepatan tidak dapat dipacu lebih untuk menjaga konvoi tetap terjaga.

Perjalanan yang telah ditempuh hampir 30 menit terpaksa harus dihentikan, rombongan mampir untuk sarapan coto sunggu di Gowa, isi BBM dan belanja makanan ringan. Setelah puas dengan belanjaan, perjalanan dilanjutkan setelah 45 menit terhenti.

Kota pertama yang dilewati adalah Takalar, tempat singgah di sini berupa rumah – rumah pinggir jalan yang menyediakan Jagung Rebus. Tak ada yang istimewa dengan kota ini, selain jalanan biasa dengan kiri kanan terhampar ladang yang kering dengan beberapa sapi, kerbau atau kambing diatasnya. Jalanan yang relatif kecil dan lalu lintas bisa dikatakan tidak sepi, kendaraan berpacu dalam kecepatan hanya 40 kpj.

Selamat datang Kota Jeneponto, begitulah sambutan setelah berlalu dari Takalar. Kota yang tidak lebih kering. Berhiaskan pesisir pantai selatan, konvoi terus melaju ke arah timur. Berbeda dengan Takalar, di Jeneponto lebih sering menyusuri pinggiran pantai, dan terlihat hamparan tambak layaknya petak – petak sawah yang luas. Ya, itu adalah petak garam, tambak pembuatan garam. Tempat yang kering dengan terik matahari yang menyengat memang pasangan serasi dengan pinggiran pantai sebagai penghasil garam.

Tepat jam 12.00 sudah memasuki tengah kota Bantaeng, berhenti di Masjid Raya yang terletak persis di pinggir jalan sebelah kiri, rombongan menunaikan sholat jumat.

Memasuki kota bantaeng, sudah disambut dengan tempat rekreasi bernama Pantai Marina. Mesti terlihat sedang dalam tahap pembangunan, tetapi sudah bisa untuk dicoba singgah.

Usai makan siang di Resto terbaik sebelah kanan jalan, konvoi dilanjutkan jam 13.40.

Bulukumba, hati sudah merasa senang melihat konvoi sudah memasuki kota Bulukumba, artinya Tanjung Bira sudah ada di ujung mata. Benar saja, selepas pertigaan Bulukumba, konvoi mengambil arah lurus, dengan lebar jalanan yang lebih sempit, kendaraan terus dipacu lebih cepat. Lalu lalang kendaraan terlihat lengang sepanjang jalan.

Jam 16.00 kurang dikit, tibalah rombongan di Tanjung Bira, setelah check in di Patma Hotel, agendanya adalah langsung menuju Pantai yang tenar dengan pasir putih itu.

Pasir putih yang lebih tepat berbentuk tepung saking halusnya. Dengan panjang pantai sekitar 1500 meter, terhampar dari ujung pintu masuk yang berupa karang terjal, ke arah utara warna putihnya masih menyilaukan mata. Semakin ke utara semakin bagus dan masih terlihat bersih, ditunjang dengan suasana senja, waktu yang tepat untuk fotografi. Setelah sunset, barulah terlihat sepi, satu persatu pengunjung mulai meninggalkan pantai, dan datanglah gelap malam menghinggapi.

Read Full Post »